Langsung ke konten utama

Keindahan Kota Lhokseumawe di Malam Hari (Tugu Rencong)




Tugu Rencong Simpang Kuta BlangBanyak ciri khas yang menjadi ikon Kota Lhokseumawe. Salah satunya adalah Tugu Rencong, yang terletak di Simpang Kuta Blang. Bentuk yang menjulang tinggi dengan ujungnya senjata khas Aceh “ Rencong” dengan warna emas terpancang ditengah persimpangan yang menghubungi ke berbagai arah di pusat Kota Lhokseumawe tersebut.

Tugu Rencong lebih hidup apalagi dimalam hari, diantara hilir mudik kendaraan. Tiap sudut yang menjulang dihiasi lampu Led dengan kombinasi warna merah, biru dan kuning. Serta dihiasi pula lampu yang menjuntai kebawah dengan warna merah dan putih.


Lokasi yang mudah ditemui, akan menjadi sebuah tempat yang menarik untuk mengekpresikan keindahan malam di Kota Lhokseumawe. Jika berkunjung ke pusat ibukota Lhokseumawe, pasti akan ditemui simpang Tugu Rencong atau juga disebut den-gan Simpang Kuta Blang.

Di Tugu Rencong ini juga terdapat Taman “Selamat Datang Kota Lhokseumawe”. Lokasi taman Selamat Datang Lhokseumawe, yang merupakan pintu masuk ke pusat administrasi Kota Lhokseumawe tersebut, juga memiliki lokasi yang menarik untuk disinggahi.


Sembari menikmati keindahan tamannya juga dapat menikmati hiruk pikuknya lalulintas Kota Lhokseumawe. Karena letak taman dimaksud, memisahkan dua jalur yang berbeda. Yaitu jalur masuk dan jalur keluar Kota Lhokseumawe.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARI RANUP LAMPUAN

Tari Ranup Lampuan lebih difungsikan sebagai tarian penyambutan adat atau penyambutan para tamu terhormat yang sedang berkunjung.Tarian penyambutan ini selalu identik dengan sirih dan puan, yang dalam tradisi masyarakat Aceh memiliki nilai-nilai dan makna khusus di dalamnya. Lihat yang lagi viral saat ini. Klik di sini Dalam adat masyarakat Aceh, sirih dan puan dapat dimaknai sebagai simbol persaudaraan antar masyarakat. Sehingga ketika tamu disuguhkan sirih tersebut, berarti dia sudah diterima dengan baik oleh masyarakat di sana. Begitu juga apabila tamu sudah menikmati suguhan tersebut, berarti dia menerima sambutan baik yang diberikan oleh masyarakat. Tari Ranup Lampuan pertama kali diciptakan pada tahun 1959 oleh salah satu seniman terkenal dari Aceh yang bernama Yusrizal. Nama Tari Ranup Lampuan ini diambil dari kata “Ranup” dan “Lampuan”. Kata Ranup sendiri dalam bahasa Aceh berarti “Sirih”, sedangkan Puan adalah tempat/wadah sirih khas Aceh. Tarian  ini,  diangkat  dari

WISATA KULINER LAPANGAN HIRA' - LHOKSEUMAWE .

Lapangan Hira', adalah lapangan upacara yang biasa dilakukan oleh Pemko Lhokseumawe pada hari-hari tertentu seperti hari besar kenegaraan dan lain sebagainya. Sedangkan pada malam harinya, lapangan Hira ini berubah menjadi lokasi permainan dan juga kuliner. Menikmati malam dilapangan Hira', sangatlah mengasyikkan. apalagi pada malam liburan atau malam minggu. Karena dilokasi ini, banyak terdapat permainan anak-anak. Mulai dari kereta api yang memutar kota, rumah balon hingga mobil-mobilan yang khusus dinaiki oleh anak kecil. Bila menikmati liburan malam bersama keluarga di Lhokseumawe, maka lapangan Hira’ sangatlah cocok untuk didatangi. Selain bisa melepas anak-anak dengan permainannya ditengah lapangan, bisa juga sambil menikmati jajanan khas lapangan Hira’. Untuk makanan atau jajanan khas di Lapangan Hira’ ini adalah “Somay”. Bakso yang dicampur dengan saus dan kecap, sangat nikmat dinikmati bersama-sama dengan keluarga. pedagang somay ini, berjejer di samping lapan

TARI POH KIPAH ACEH

Tari Poh Kipah adalah sebuah tarian yang ditarikan oleh wanita, gerakannya hampir sama dengan gerakan tari Saman. Namun pada tarian ini, lebih ditonjolkan Kipas yang terbuat dari pelepah pinang yang dibentuk sedemikian rupa dan menghasilkan bunyi yang seirama. Gerakan-gerakan tarian ini juga sangat mengikuti irama lambat, sedang dan cepat.