Langsung ke konten utama

Postingan

Wow..!!! Fakta-fakta Perdagangan yang Wajib loe ketahui sebelum menjual produk di Sosmed

Media sosial saat ini telah menjadi Platform yang sangat besar dalam menjelajahi berbagai keunikan di belahan dunia yang tidak terhalang oleh batas negara. Banyak dari berbagai penggunaan media sosial tidak lagi mengalami kesulitan dalam menelusuri ke kepoan nya akan suatu negara selama kuota masih ada. Saat ini banyak sekali media sosial yang berkembang dan diantara adalah Instagram dan TikTok yang memiliki banyak penggemar dan pengguna di seluruh dunia. Banyak juga orang yang ingin menjual produk mereka dan menambah ketenaran produk mereka akan lebih dikenal dunia. Baca Juga : Mendapatkan Keuntungan dari Instagram Sebelum kamu menentukan siapa publik figur di media sosial yang akan kamu kontrak sebagai brand ambassador atau mengenal produk mu. Yuk ketahui faktor-faktor perdagangan di medsos yang wajib loe ketahui : 1. Perdagangan Sosial terus meningkat ke seluruh dunia Penelitian tahun 2021menunjukan bahwa pasar perdagangan sosial di dunia meningkat sekitar 34%. Faktanya,
Postingan terbaru

TARI RANUP LAMPUAN

Tari Ranup Lampuan lebih difungsikan sebagai tarian penyambutan adat atau penyambutan para tamu terhormat yang sedang berkunjung.Tarian penyambutan ini selalu identik dengan sirih dan puan, yang dalam tradisi masyarakat Aceh memiliki nilai-nilai dan makna khusus di dalamnya. Lihat yang lagi viral saat ini. Klik di sini Dalam adat masyarakat Aceh, sirih dan puan dapat dimaknai sebagai simbol persaudaraan antar masyarakat. Sehingga ketika tamu disuguhkan sirih tersebut, berarti dia sudah diterima dengan baik oleh masyarakat di sana. Begitu juga apabila tamu sudah menikmati suguhan tersebut, berarti dia menerima sambutan baik yang diberikan oleh masyarakat. Tari Ranup Lampuan pertama kali diciptakan pada tahun 1959 oleh salah satu seniman terkenal dari Aceh yang bernama Yusrizal. Nama Tari Ranup Lampuan ini diambil dari kata “Ranup” dan “Lampuan”. Kata Ranup sendiri dalam bahasa Aceh berarti “Sirih”, sedangkan Puan adalah tempat/wadah sirih khas Aceh. Tarian  ini,  diangkat  dari

TARI SEUDATI

Tarian seudati begitu populer di seluruh tanah Aceh karena keunikannya. Pada jenis tarian ini, tidak ada iringan alat musik. Gerakannya hanya bertumpu pada lantunan syair yang diucapkan oleh Syaikh yang dibantu oleh seorang Pembantu Syaikh. Sementara para penari, ada dua orang di sebelah kiri yang disebut Apeet Wie, satu orang pembantu lagi di bagian belakang yang disebut Apeet Bak, dan tiga orang pembantu lainnya yang menyertai semua peran tadi. Delapan orang ini ditemani penyanyi yang biasanya dua orang atau disebut Aneuk Syahi. Antara lantunan syair yang dibacakan oleh syeh dengan penari dipadupadankan sehingga menghasilkan gerakan yang sangat atraktif. Terkadang lembut, keras dan juga kaku yang melambangkan keperkasaan seorang pejuang. Pada tarian ini para penarinya melakukan gerakan formasi, mulai dari Delapan hingga 10 orang. pakaian penari mengenakan celana panjang dengan baju ketat berwarna putih. Kepala penari dihiasi ikat yang disebut Tangkulok dan sarung sebatas pah

TARI POH KIPAH ACEH

Tari Poh Kipah adalah sebuah tarian yang ditarikan oleh wanita, gerakannya hampir sama dengan gerakan tari Saman. Namun pada tarian ini, lebih ditonjolkan Kipas yang terbuat dari pelepah pinang yang dibentuk sedemikian rupa dan menghasilkan bunyi yang seirama. Gerakan-gerakan tarian ini juga sangat mengikuti irama lambat, sedang dan cepat.

WISATA KULINER LAPANGAN HIRA' - LHOKSEUMAWE .

Lapangan Hira', adalah lapangan upacara yang biasa dilakukan oleh Pemko Lhokseumawe pada hari-hari tertentu seperti hari besar kenegaraan dan lain sebagainya. Sedangkan pada malam harinya, lapangan Hira ini berubah menjadi lokasi permainan dan juga kuliner. Menikmati malam dilapangan Hira', sangatlah mengasyikkan. apalagi pada malam liburan atau malam minggu. Karena dilokasi ini, banyak terdapat permainan anak-anak. Mulai dari kereta api yang memutar kota, rumah balon hingga mobil-mobilan yang khusus dinaiki oleh anak kecil. Bila menikmati liburan malam bersama keluarga di Lhokseumawe, maka lapangan Hira’ sangatlah cocok untuk didatangi. Selain bisa melepas anak-anak dengan permainannya ditengah lapangan, bisa juga sambil menikmati jajanan khas lapangan Hira’. Untuk makanan atau jajanan khas di Lapangan Hira’ ini adalah “Somay”. Bakso yang dicampur dengan saus dan kecap, sangat nikmat dinikmati bersama-sama dengan keluarga. pedagang somay ini, berjejer di samping lapan

MESJID AGUNG ISLAMIC CENTRE KOTA LHOKSEUMAWE

Bangunan ini berdiri sejak Lhokseumawe masih menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Utara, menjadi ikon bagi Kota Lhokseumawe saat ini. Masjid yang menjadi kebanggaan masyarakat Kota Lhokseumawe itu, terus dipacu pembangunannya dan menjadi masjid yang angun dan bernuansa timur tengah. Selain kental dengan kesan religius, keindahan Masjid Islamic Center juga juga sering dijadikan lokasi berfoto bagi pendatang sebagai pertanda telah datang ke Lhokseumawe, juga kerap dijadikan lokasi foto prewedding dan lain sebagainya. Bahkan, banyak juga yang memanfaatkan momen keindahan dan keskaralan masjid sebagai tempat melakukan akad nikah. Warga dari luar daerah juga banyak yang datang singgah ke masjid Islamic Centre, baik sekedar mengunjungi maupun sembari melakukan ibadah. Belum lengkap rasanya jika berkunjung ke kota Lhokseumawe dan tidak mengunjungi Masjid Islamic Centre. Untuk menuju masjid ini tidaklah terlalu sulit, karena terletak di pusat kota dan mudah dijangkau dari mana saja, kar

MERIAM PENINGGALAN BELANDA

Sebuah meriam besar terletak di Depan persimpangan masuk ke pusat Gampong Kuta Blang. Tepat dipersimpangan antara jalan Mahoni dan Jalan Kenari, mulut meriam mengarah ke jalan besar. sekeliling meriam juga telah dipagar dan diberi prasasti dibawahnya sebagai salah satu tanda pengenal. Sebelumnnya, meriam tersebut terletak di depan masjid Babul Huda Kuta Blang. Namun awal tahun 2016 dipindahkan kelokasi yang ada sekarang. Sehingga dapat lebih bebas dan leluasa melihat salah satu peninggalan masa kolonial Balanda tersebut saat di Lhokseumawe dulu .