Langsung ke konten utama

BUKIT GOA JEPANG - LHOKSEUMAWE


Pasukan Jepang yang dikenal suka membuat goa dimana saja saat menduduki sebuah wilayah sebagai tempat pertahanan dan penyimpanan berbagai logistik perangnya. Tidak terkecuali juga di Aceh, seperti di wilayah Lhokseumawe saat perang dunia ke II dulu.

Bukit Goa Jepang di wilayah Lhokseumawe, dapat ditemui diatas perbukitan Cot Panggoi, yang terdapat di Gampong Blang Panyang, di kecamatan Muara Satu.
Keberadaan goa yang dibuat saat pendudukan pasukan Jepang mendarat pada masa lalu dengan gaung Asia Timur Rayanya.

Konon kabarnya, lokasi goa Jepang yang terletak diatas punggung perbukitan dan hanya berjarak sekitar Satu Kilometer dari pinggiran pantai, terdapat 16 buah Goa dan Delapan benteng pertahanan serdadu (tentara) Jepang yang digali secara paksa oleh 300 orang selama 6 bulan (Juli s/d Desember 1942).

Tentara Jepang memaksa penduduk yang dijadikan sebagai Romusha agar menggali goa yang akan digunakan untuk pengintaian jalur Selat Malaka. Selain itu juga dijadikan sebagai tempat pertahanan, tempat tinggal dan juga gudang logistik bagi para serdadu Jepang.


Didalam goa Jepang itu sendiri, berbentuk seperti lorong-lorong kamar yang saling menghubungkan antara satu lorong dengan lorong lainnya. Serta pada umumnya, semua lorong menjorok kebawah membentuk ruangan.

Kabarnya, sengaja dibuat bentuk seperti itu, untuk memudahkan bagi para serdadu Jepang bersembuyi dan saling menghilang diantara lorong-lorong kamar tersebut.

Berdiri dipundak bukit tersebut, akan dengan mudah dapat memandangi lautan Selat Melaka dan juga Kota Lhokseumawe. Mungkin karena alasan itulah, Jepang menjadikan bukit tersebut sebagai markasnya karena dapat dengan mudah memantau wilayah sekelilingnya.

Jarak tempuh dari pusat Kota Lhokseumawe adalah 5 (Lima) Kilometer menuju kawasan taman wisata Goa Jepang. Lokasinya juga tidak jauh berada dipinggiran jalan negara Medan Banda Aceh. sehingga sangat memudahkan bagi pelancong untuk bisa sampai ketempat bersejarah tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARI POH KIPAH ACEH

Tari Poh Kipah adalah sebuah tarian yang ditarikan oleh wanita, gerakannya hampir sama dengan gerakan tari Saman. Namun pada tarian ini, lebih ditonjolkan Kipas yang terbuat dari pelepah pinang yang dibentuk sedemikian rupa dan menghasilkan bunyi yang seirama. Gerakan-gerakan tarian ini juga sangat mengikuti irama lambat, sedang dan cepat.

MAKAM TEUKU CHIK DI TUNONG - LHOKSEUMAWE

Setelah wafat pada 25 Maret 1905, akibat dihukum tembak mati oleh kolonial Belanda. Jasad Teuku Chik Di Tunong, dimakamkan dilokasi makam para hulubalaang Lhokseumawe yang terletak di Gampong Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe. Atau berjarak sekitar 1.2 Km dari lokasi eksekusi beliau. Dipemakaman tempat jasad Teuku Chik Di Tunong dikuburkan, juga terdapat juga Makam Teuku Di Buah (Teuku Muhammad Daud). Dilokasi makam tersebut juga terdapat makam Teuku Mahadraja Abdul Hamid salah seorang bangsawan di Lhokseumawe. Lokasi makam tempat para tokoh-tokoh terpengaruh pada masa lalu itu juga sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah dan sering dijadikan sebagai referensi penelitian. Untuk mengujungi lokasi makam dimaksud, tidaklah terlalu sulit. Letaknya yang tidak jauh dari pusat kota sangat mudah untuk dijangkau dari berbagai arah bisa langsung mendatangi makam ini, karena banyak akses jalan yang terdapat disekitarnya. Akses yang dapat dilalui adalah Jalan ...

MERIAM PENINGGALAN BELANDA

Sebuah meriam besar terletak di Depan persimpangan masuk ke pusat Gampong Kuta Blang. Tepat dipersimpangan antara jalan Mahoni dan Jalan Kenari, mulut meriam mengarah ke jalan besar. sekeliling meriam juga telah dipagar dan diberi prasasti dibawahnya sebagai salah satu tanda pengenal. Sebelumnnya, meriam tersebut terletak di depan masjid Babul Huda Kuta Blang. Namun awal tahun 2016 dipindahkan kelokasi yang ada sekarang. Sehingga dapat lebih bebas dan leluasa melihat salah satu peninggalan masa kolonial Balanda tersebut saat di Lhokseumawe dulu .