Langsung ke konten utama

MAKAM TGK. DI LHOKSEUMAWE






Makam Tgk. Di Lhokseumawe terletak di Gampong Banda Masen Kecamatan Banda Sakti. Konon masyarakat menyakini, bahwa dahulunya disekitar makam Tgk. Di Lhokseumawe, diyakini sebagai sebuah pusat kota pada masa lalu.

Meskipun tidak memiliki data primer yang kuat, letak makam di pinggiran Krueng Cunda yang merupakan sebuah sungai yang membelah Pulau Sumatera dengan dataran kecil, diyakini sebagai salah satu jalur pelayaran pada masa lalu. Sebagaimana kota-kota dimasa lalu selalu berdekatan dengan sungai.

Diperkirakan, lokasi makam Tgk. Di Lhokseumawe memiliki hubungan dengan kerajaan Samudera Pasai. Karena bentuk nisan memiliki kesamaan dengan makam-makam yang ada di Samudera Pasai. Bahkan beberapa tahun silam, sering ditemukan koin Dirham yang
merupakan salah satu mata uang Kerajaan Samudera Pasai abad 13.

Data diri Tgk. Di Lhokseumawe, tidak diketahui secara jelas, namun berdasarkan cerita rakyat, Teungku Lhokseumawe adalah seorang yang meninggal syahid saat peperangan kaum muslimin yang diperkirakan terjadi pada abad 13 dan 14 Masehi.

Makam Tgk. Di Lhokseumawe, banyak diziarahi oleh masyarakat dan disebut-sebut memiliki hubungan yang erat dengan keberadaan asal mula daerah Lhokseumawe. Untuk mencapai makam tersebut, sangat mudah dengan menggunakan berbagai jenis kendaraan. Serta jaraknya juga tidak terlalu dengan pusat Kota Lhokseumawe, dari arah pusat Kota Lhokseumawe jarak yang ditempuh hanya seki-tar 1.5 Kilometer saja kearah barat.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARI RANUP LAMPUAN

Tari Ranup Lampuan lebih difungsikan sebagai tarian penyambutan adat atau penyambutan para tamu terhormat yang sedang berkunjung.Tarian penyambutan ini selalu identik dengan sirih dan puan, yang dalam tradisi masyarakat Aceh memiliki nilai-nilai dan makna khusus di dalamnya. Lihat yang lagi viral saat ini. Klik di sini Dalam adat masyarakat Aceh, sirih dan puan dapat dimaknai sebagai simbol persaudaraan antar masyarakat. Sehingga ketika tamu disuguhkan sirih tersebut, berarti dia sudah diterima dengan baik oleh masyarakat di sana. Begitu juga apabila tamu sudah menikmati suguhan tersebut, berarti dia menerima sambutan baik yang diberikan oleh masyarakat. Tari Ranup Lampuan pertama kali diciptakan pada tahun 1959 oleh salah satu seniman terkenal dari Aceh yang bernama Yusrizal. Nama Tari Ranup Lampuan ini diambil dari kata “Ranup” dan “Lampuan”. Kata Ranup sendiri dalam bahasa Aceh berarti “Sirih”, sedangkan Puan adalah tempat/wadah sirih khas Aceh. Tarian  ini,  diangkat  dari

WISATA KULINER LAPANGAN HIRA' - LHOKSEUMAWE .

Lapangan Hira', adalah lapangan upacara yang biasa dilakukan oleh Pemko Lhokseumawe pada hari-hari tertentu seperti hari besar kenegaraan dan lain sebagainya. Sedangkan pada malam harinya, lapangan Hira ini berubah menjadi lokasi permainan dan juga kuliner. Menikmati malam dilapangan Hira', sangatlah mengasyikkan. apalagi pada malam liburan atau malam minggu. Karena dilokasi ini, banyak terdapat permainan anak-anak. Mulai dari kereta api yang memutar kota, rumah balon hingga mobil-mobilan yang khusus dinaiki oleh anak kecil. Bila menikmati liburan malam bersama keluarga di Lhokseumawe, maka lapangan Hira’ sangatlah cocok untuk didatangi. Selain bisa melepas anak-anak dengan permainannya ditengah lapangan, bisa juga sambil menikmati jajanan khas lapangan Hira’. Untuk makanan atau jajanan khas di Lapangan Hira’ ini adalah “Somay”. Bakso yang dicampur dengan saus dan kecap, sangat nikmat dinikmati bersama-sama dengan keluarga. pedagang somay ini, berjejer di samping lapan

TARI POH KIPAH ACEH

Tari Poh Kipah adalah sebuah tarian yang ditarikan oleh wanita, gerakannya hampir sama dengan gerakan tari Saman. Namun pada tarian ini, lebih ditonjolkan Kipas yang terbuat dari pelepah pinang yang dibentuk sedemikian rupa dan menghasilkan bunyi yang seirama. Gerakan-gerakan tarian ini juga sangat mengikuti irama lambat, sedang dan cepat.