Langsung ke konten utama

WADUK JEULIKAT

Waduk Jeulikat, itulah sebutan untuk sebuah lokasi di tengah perbukitan di wilayah Kecamatan Blang Mangat. Dinamakan waduk Jeulikat, karena dikawasan tersebut sudah ada waduk sebelumnya yang terbentuk dari bentangan alam perbukitan.

Kini waduk jeulikat, bukan lagi sekedar perbukitan semata, akan tetapi sudah tertata dengan baik dengan nuansa taman disamping kanan kiri waduk. Sehingga Waduk Jeulikat memiliki pesona tersendiri sebagai sebuah lokasi wisata yang wajib dikunjungi di Kota Lhokseumawe.

Pembenahan sebagai salah satu objek wisata, terus dilakukan. Pembangunan taman dengan nuansa perbukitan, juga disertai dengan pengembangan berbagai permainan air dan juga Out Bond, sehingga selain sangat cocok untuki sarana hiburan bagi keluarga juga dapat menjadi tantangan bagi yang ingin menguji adrenalin.

Sore hari, adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi waduk ini. Karena dapat menyaksikan semburat cahaya matahari dibalik pungung perbukitan disebelah barat. Di lokasi waduk ini, juga tersedia mushalla, sehingga bila waktu sholat tiba dapat melaksanakan kewajibannya disini.

Pemandangan yang indah dengan gugusan bukit dan waduk dibawahnya, menja di keunikan tersendiri bagi pecinta fotografi. Sehingga diwaduk ini sering dijadikan ajang selvi bagi mereka yang suka berfoto sebagai sebuah perpaduan antara keindahan dan alam.

Kawasan yang terletak sekitar  5  Kilometer  dari  pusat Kota Lhokseumawe menuju arah Selatan ini, dapat dengan mudah dijangkau. Baik dengan kendaraan roda dua maupun dengan mobil. Karena jalan menuju ke Waduk Jeulikat sangat bagus


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARI RANUP LAMPUAN

Tari Ranup Lampuan lebih difungsikan sebagai tarian penyambutan adat atau penyambutan para tamu terhormat yang sedang berkunjung.Tarian penyambutan ini selalu identik dengan sirih dan puan, yang dalam tradisi masyarakat Aceh memiliki nilai-nilai dan makna khusus di dalamnya. Lihat yang lagi viral saat ini. Klik di sini Dalam adat masyarakat Aceh, sirih dan puan dapat dimaknai sebagai simbol persaudaraan antar masyarakat. Sehingga ketika tamu disuguhkan sirih tersebut, berarti dia sudah diterima dengan baik oleh masyarakat di sana. Begitu juga apabila tamu sudah menikmati suguhan tersebut, berarti dia menerima sambutan baik yang diberikan oleh masyarakat. Tari Ranup Lampuan pertama kali diciptakan pada tahun 1959 oleh salah satu seniman terkenal dari Aceh yang bernama Yusrizal. Nama Tari Ranup Lampuan ini diambil dari kata “Ranup” dan “Lampuan”. Kata Ranup sendiri dalam bahasa Aceh berarti “Sirih”, sedangkan Puan adalah tempat/wadah sirih khas Aceh. Tarian  ini,  diangkat  dari

WISATA KULINER LAPANGAN HIRA' - LHOKSEUMAWE .

Lapangan Hira', adalah lapangan upacara yang biasa dilakukan oleh Pemko Lhokseumawe pada hari-hari tertentu seperti hari besar kenegaraan dan lain sebagainya. Sedangkan pada malam harinya, lapangan Hira ini berubah menjadi lokasi permainan dan juga kuliner. Menikmati malam dilapangan Hira', sangatlah mengasyikkan. apalagi pada malam liburan atau malam minggu. Karena dilokasi ini, banyak terdapat permainan anak-anak. Mulai dari kereta api yang memutar kota, rumah balon hingga mobil-mobilan yang khusus dinaiki oleh anak kecil. Bila menikmati liburan malam bersama keluarga di Lhokseumawe, maka lapangan Hira’ sangatlah cocok untuk didatangi. Selain bisa melepas anak-anak dengan permainannya ditengah lapangan, bisa juga sambil menikmati jajanan khas lapangan Hira’. Untuk makanan atau jajanan khas di Lapangan Hira’ ini adalah “Somay”. Bakso yang dicampur dengan saus dan kecap, sangat nikmat dinikmati bersama-sama dengan keluarga. pedagang somay ini, berjejer di samping lapan

TARI POH KIPAH ACEH

Tari Poh Kipah adalah sebuah tarian yang ditarikan oleh wanita, gerakannya hampir sama dengan gerakan tari Saman. Namun pada tarian ini, lebih ditonjolkan Kipas yang terbuat dari pelepah pinang yang dibentuk sedemikian rupa dan menghasilkan bunyi yang seirama. Gerakan-gerakan tarian ini juga sangat mengikuti irama lambat, sedang dan cepat.