Langsung ke konten utama

TUGU PERLAWANAN TKR



Bukti sejarah perlawanan rakyat dalam merebut kemerdekaan dan mengusir penjajahan di Aceh, juga terdapat di wilayah Kota Lhokseumawe. Bukti ke-beranian pejuang Aceh dalam melawan serdadu Jepang di Lhokseumawe dahulu dapat dilihat di kawasan Cunda. Tepatnya di jalan masuk menuju pusat pasar Cunda.

Dilokasi tersebut, berdiri sebuah tugu perlawanan rakyat terhadap Jepang oleh para pejuang yang tergabung da-lam wadah Tentara keamanan Rakyat (TKR). Kisahnya, sepasukan tentara Jepang dihadang oleh para pejuang ditempat tersebut, sehingga terjadilah pertempuran sengit antara serdadu Jepang dengan pejuang di lokasi tersebut.

Oleh karena itu, untuk mengenang kisah heroik para pejuang, dibangunlah tugu tersebut yang dinamakan “Tugu Perlawanan TKR”. Sangat mudah menjumpai tugu perlawanan rakyat tersebut. Jika memasuki pusat Kota Lhokseumawe, tidak jauh dari Simpang Selat Malaka, maka akan tampak dipersimpangan pusat pasar Cunda Tugu tersebut berdiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARI RANUP LAMPUAN

Tari Ranup Lampuan lebih difungsikan sebagai tarian penyambutan adat atau penyambutan para tamu terhormat yang sedang berkunjung.Tarian penyambutan ini selalu identik dengan sirih dan puan, yang dalam tradisi masyarakat Aceh memiliki nilai-nilai dan makna khusus di dalamnya. Lihat yang lagi viral saat ini. Klik di sini Dalam adat masyarakat Aceh, sirih dan puan dapat dimaknai sebagai simbol persaudaraan antar masyarakat. Sehingga ketika tamu disuguhkan sirih tersebut, berarti dia sudah diterima dengan baik oleh masyarakat di sana. Begitu juga apabila tamu sudah menikmati suguhan tersebut, berarti dia menerima sambutan baik yang diberikan oleh masyarakat. Tari Ranup Lampuan pertama kali diciptakan pada tahun 1959 oleh salah satu seniman terkenal dari Aceh yang bernama Yusrizal. Nama Tari Ranup Lampuan ini diambil dari kata “Ranup” dan “Lampuan”. Kata Ranup sendiri dalam bahasa Aceh berarti “Sirih”, sedangkan Puan adalah tempat/wadah sirih khas Aceh. Tarian  ini,  diangkat  dari

WISATA KULINER LAPANGAN HIRA' - LHOKSEUMAWE .

Lapangan Hira', adalah lapangan upacara yang biasa dilakukan oleh Pemko Lhokseumawe pada hari-hari tertentu seperti hari besar kenegaraan dan lain sebagainya. Sedangkan pada malam harinya, lapangan Hira ini berubah menjadi lokasi permainan dan juga kuliner. Menikmati malam dilapangan Hira', sangatlah mengasyikkan. apalagi pada malam liburan atau malam minggu. Karena dilokasi ini, banyak terdapat permainan anak-anak. Mulai dari kereta api yang memutar kota, rumah balon hingga mobil-mobilan yang khusus dinaiki oleh anak kecil. Bila menikmati liburan malam bersama keluarga di Lhokseumawe, maka lapangan Hira’ sangatlah cocok untuk didatangi. Selain bisa melepas anak-anak dengan permainannya ditengah lapangan, bisa juga sambil menikmati jajanan khas lapangan Hira’. Untuk makanan atau jajanan khas di Lapangan Hira’ ini adalah “Somay”. Bakso yang dicampur dengan saus dan kecap, sangat nikmat dinikmati bersama-sama dengan keluarga. pedagang somay ini, berjejer di samping lapan

TARI POH KIPAH ACEH

Tari Poh Kipah adalah sebuah tarian yang ditarikan oleh wanita, gerakannya hampir sama dengan gerakan tari Saman. Namun pada tarian ini, lebih ditonjolkan Kipas yang terbuat dari pelepah pinang yang dibentuk sedemikian rupa dan menghasilkan bunyi yang seirama. Gerakan-gerakan tarian ini juga sangat mengikuti irama lambat, sedang dan cepat.