Langsung ke konten utama

MAKAM TEUKU CHIK DI TUNONG - LHOKSEUMAWE




Setelah wafat pada 25 Maret 1905, akibat dihukum tembak mati oleh kolonial Belanda. Jasad Teuku Chik Di Tunong, dimakamkan dilokasi makam para hulubalaang Lhokseumawe yang terletak di Gampong Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe. Atau berjarak sekitar 1.2 Km dari lokasi eksekusi beliau.

Dipemakaman tempat jasad Teuku Chik Di Tunong dikuburkan, juga terdapat juga Makam Teuku Di Buah (Teuku Muhammad Daud). Dilokasi makam tersebut juga terdapat makam Teuku Mahadraja Abdul Hamid salah seorang bangsawan di Lhokseumawe. Lokasi makam tempat para tokoh-tokoh terpengaruh pada masa lalu itu juga sering dikunjungi oleh peziarah dari berbagai daerah dan sering dijadikan sebagai referensi penelitian.

Untuk mengujungi lokasi makam dimaksud, tidaklah terlalu sulit. Letaknya yang tidak jauh dari pusat kota sangat mudah untuk dijangkau dari berbagai arah bisa langsung mendatangi makam ini, karena banyak akses jalan yang terdapat disekitarnya. Akses yang dapat dilalui adalah Jalan Pasee ataupun Jalan Merdeka. Lokasinya juga tidak jauh dari pinggiran jalan dan tepat berada didepan Meunasah Gampong Mon Geudong.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TARI RANUP LAMPUAN

Tari Ranup Lampuan lebih difungsikan sebagai tarian penyambutan adat atau penyambutan para tamu terhormat yang sedang berkunjung.Tarian penyambutan ini selalu identik dengan sirih dan puan, yang dalam tradisi masyarakat Aceh memiliki nilai-nilai dan makna khusus di dalamnya. Lihat yang lagi viral saat ini. Klik di sini Dalam adat masyarakat Aceh, sirih dan puan dapat dimaknai sebagai simbol persaudaraan antar masyarakat. Sehingga ketika tamu disuguhkan sirih tersebut, berarti dia sudah diterima dengan baik oleh masyarakat di sana. Begitu juga apabila tamu sudah menikmati suguhan tersebut, berarti dia menerima sambutan baik yang diberikan oleh masyarakat. Tari Ranup Lampuan pertama kali diciptakan pada tahun 1959 oleh salah satu seniman terkenal dari Aceh yang bernama Yusrizal. Nama Tari Ranup Lampuan ini diambil dari kata “Ranup” dan “Lampuan”. Kata Ranup sendiri dalam bahasa Aceh berarti “Sirih”, sedangkan Puan adalah tempat/wadah sirih khas Aceh. Tarian  ini,  diangkat  dari

WISATA KULINER LAPANGAN HIRA' - LHOKSEUMAWE .

Lapangan Hira', adalah lapangan upacara yang biasa dilakukan oleh Pemko Lhokseumawe pada hari-hari tertentu seperti hari besar kenegaraan dan lain sebagainya. Sedangkan pada malam harinya, lapangan Hira ini berubah menjadi lokasi permainan dan juga kuliner. Menikmati malam dilapangan Hira', sangatlah mengasyikkan. apalagi pada malam liburan atau malam minggu. Karena dilokasi ini, banyak terdapat permainan anak-anak. Mulai dari kereta api yang memutar kota, rumah balon hingga mobil-mobilan yang khusus dinaiki oleh anak kecil. Bila menikmati liburan malam bersama keluarga di Lhokseumawe, maka lapangan Hira’ sangatlah cocok untuk didatangi. Selain bisa melepas anak-anak dengan permainannya ditengah lapangan, bisa juga sambil menikmati jajanan khas lapangan Hira’. Untuk makanan atau jajanan khas di Lapangan Hira’ ini adalah “Somay”. Bakso yang dicampur dengan saus dan kecap, sangat nikmat dinikmati bersama-sama dengan keluarga. pedagang somay ini, berjejer di samping lapan

TARI POH KIPAH ACEH

Tari Poh Kipah adalah sebuah tarian yang ditarikan oleh wanita, gerakannya hampir sama dengan gerakan tari Saman. Namun pada tarian ini, lebih ditonjolkan Kipas yang terbuat dari pelepah pinang yang dibentuk sedemikian rupa dan menghasilkan bunyi yang seirama. Gerakan-gerakan tarian ini juga sangat mengikuti irama lambat, sedang dan cepat.